Hamba ALLAH

Monday, January 22, 2007

K A R K U N

Aku dengar kau karkun sekarang, kawan
Tiga hari setiap hujung minggu
Dua minggu setiap hujung bulan
Empat puluh hari tanpa jemu

Datang kau sekarang dengan jubah, putih
Senyum kau sekarang dengan siwak, bersih
Dagumu berjanggut
Beratmu yang susut
Apa khabar saudaraku, sekian lama tidak ketemu

Bukankah kau anak kampung yang aku kenal dahulu
Yang datang si dara, kau bersiul berlagu
Yang datang si janda, kau malu tersipu
Di tepi parit, di tembok jambatan
Kau, aku dan gitar-gitar
Di waktu maghrib, dihalau azan
Kau, aku terketar-ketar

Bukankah kau pemuda yang selalu berkata dahulu
Hidup ini tanpa lagu rock
Seperti ayam tidak berkokok
Bak kenyang yang tidak cocok
Kalau tidak menghisap rokok

Falsafah kita bersama:
Kau, aku dan kerjaya
Biarlah tidak kaya-raya
Asalkan kita boleh bergaya

Sekarang lihatlah
Betapa cerah
Sinaran wajah
Penghuni Jannah

Aku dengar kau giat tabligh sekarang, kawan
Dari surau ke surau
Dari kampung ke kampung
Dari pulau ke pulau
Dari tanjung ke tanjung
Kaujelajah DIA
Kaudaki DIA
Kauredah DIA
Kautakik DIA;
Satu persatu cabaran, dengan tabah kautawan.

Aku dengar kau alim sekarang, kawan
Bahasamu berlapik, tuturmu halus belaka
Tidak lagi memekik, macam orang Melaka
Jelinganmu rendah, matamu sejuk bak salji
Isterimu berpurdah, anakmu khusyuk mengaji
Seleramu buta, tidak akan memilih
Asalkan ada, tidak akan merintih

Kau yang aku lihat
Dan
Kau yang aku ingat:
Bak siput dan kilat

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah
Kau bertamu di teratak murahku?
Yang aku menangi mudah
Dari loteri tajaan syarikat jamu?
Yang aku hiasi meriah
Dengan potret gadis idaman kalbu?

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah
Kau menjamah masakan hidanganku?
Seorang yang tidak bersembahyang
Yang berdoa bila perlu?
Seorang yang sujud untuk menayang
Yang dia alim
Muslim bermutu?

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah
Kau datang menziarahiku?
Sedang kau menasihat dan bermesyuarat
Biarlah aku hidang teh dan air jus
Sedang kau bersyarah dan bertazkirah
Biarlah aku tenung anak matamu
Dan aku khayal mengelamun
Dan aku berangan sampai ke Jepun
Kata-katamu
Tidak meninggalkan kesan
Ia berlalu
Dari telinga kiri ke kanan

Oh
Kawan lamaku, si karkun
Usaha murnimu yang tekun
Adakah
Kau menghargai sama
Pengalaman lama?
Mahukah
Kau menilai semula
Persahabatan kita?

Mahukah kiranya kini, sesudah kau berubah?

Tuesday, October 03, 2006

Adab Makan

Berikut ini beberapa tata cara dan adab makan yang dianjurkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

1- Membaca basmalah (بسم الله) sebelum makan, dan jika lupa maka membaca:

بسم الله أوله وآخره

"Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya"

2- Duduk dengan baik tegap dan tidak menyandar, karena hal itu lebih baik bagi lambung sehingga makanan akan turun dengan sempurna. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah melarang kita untuk makan sambil bersandar

. . قال رسول الله صلى الله علية وسلم ((لا آكل متكئاً)) رواه البخاري...

Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidak makan dengan bersandar"

3- Mencuci tangan sebelum makan, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

4- Menggunakan tangan kanan.

5- Bersikap sederhana dan tidak berlebih-lebihan ketika makan.

6- Memulai makan dari yang dekat dan tidak memenuhi mulut dengan makanan yang banyak.

7- Tidak banyak bicara ketika sedang makan.

8- Disunnahkan untuk makan secara berjamaah dan tidak berpencar sendiri-sendiri,karena jamaah akan mempererat persaudaraan dan menyebabkan turunnya barokah pada makanan kita.

9- Ketika makan berjamaah dalam satu tempat makan maka jangan mengembalikan apa yang tersisa ditangan ke tempat makan, akan tetapi ambilah suapan yang sedikit hingga tidak bersisisa.

10- Tidak mengeluarkan suara keras ketika mengunyah makanan, karena hal itu mengganggu orang lain.

11- Jangan mengawasi dan melihat-lihat orang yang sedang makan, karena hal itu mengganggu perasaan mereka, dan mengurangi selera makan.

12- Tidak menyisakan makanan dipiring, bahkan kita dianjurkan untuk membersihkan tangan dan jari-jari kita dengan mulut ketika selesai makan,dan jika ada makanan yang jatuh supaya dipungut dan dibersihkan kemudian dimakan.

13- Membaca hamdalah dan doa setelah makan:

الحمد الله الذي أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة

Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan menganugerahkannya kepadaku tanpa susah payah.

14- Mencuci tangan setelah makan.

Inilah beberapa tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dalam makan dan minum, semoga kita bisa mengikuti petunjuk dan meniti jejaknya, amin- ya Rabbal 'alamin.

Disadur dari tulisan. Ustadzah Fahd At Tuwim

Saturday, September 23, 2006

Hidayah

Perkara yang paling penting di dunia ini adalah perkara Hidayah.

Tanda-tanda ALLAH turun kan Hidayah antara lain adalah, orang "Buta" bisa "Melihat", Ahli Maksiat yang sesat bisa kembali ke Jalan ALLAH, orang Kafir berbondong-bondong masuk Islam, Orang Islam makin meningkat ketaqwaan nya kepada ALLAH, dari perut perut wanita kafir akan lahir anak anak yang memperjuangkan Agama ALLAH.

Hidayah tak bisa di dapat dengan percuma, kecuali dengan izin ALLAH.
Tulisan Tulisan, Ceramah-ceramah, membaca dan mengumpulkan tulisan Kata Kata Mutiara tak akan mendatangkan Hidayah.
Tapi Hidayah harus diusahakan, harus buat usaha atas Hidayah.

Saturday, August 19, 2006

Mengenal ALLAH

Allah Subhaanahuu Wata'aala adalah Al-KHALIK --> Yang Menciptakan, Allah Subhaanahuu Wata'aala menciptakan seluruh makhluk, yang dilangit maupun dibumi, yang besar maupun yang kecil, yang tampak mata maupun yang tak tampak mata.

Allah Subhaanahuu Wata'aala menciptakan Jagat Raya ini tanpa rancangan, tanpa bantuan siapapun dan alat apapun, Allah Subhaanahuu Wata'aala hanya memerlukan huruf Kaf dan Nun, maka jadilah Jagat Raya ini, yang berisikan Matahari, Bumi, Bulan dan jutaan Bintang-Bintang yang besar maupun yang kecil dan beredar pada garis edarnya masing masing.

Allah Subhaanahuu Wata'aala
adalah Al-MALIK --> Yang Memelihara, seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhaanahuu Wata'aala dipelihara, diawasi dan di kontrol oleh Allah Subhaanahuu Wata'aala, sekalipun itu seekor semut hitam, yang berjalan diatas batu hitam, pada malam yang gelap gulita, itu pun berada dalam pemeliharaan, pengawasan dan kontrolnya Allah Subhaanahuu Wata'aala.

Juga sekalipun itu seorang raja, pemimpin, jagoan, atau apapun namanya, yang paling kuat, yang paling hebat, paling populer, yang ada dimuka bumi ini, tetap berada dalam kontrolNYA Allah Subhaanahuu Wata'aala.

Allah Subhaanahuu Wata'aala adalah AR-RAZIQ, Yang Memberi Rizki, seluruh makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhaanahuu Wata'aala juga diberi Rizki oleh Allah Subhaanahuu Wata'aala, tak satupun makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhaanahuu Wata'aala yang tidak diberi-NYA rizki.

Sehingga seekor cicak pun, yang tinggal nya di dinding dinding rumah, Allah Subhaanahuu Wata'aala berikan rizki.
Kemudian dengan sifat Maha Jalal NYA Allah Subhaanahuu Wata'aala, cicak yang hidup nya melata di dinding dinding rumah, yang tidak bisa terbang, rizki nya justru adalah nyamuk nyamuk, yang beterbangan di udara bebas, dan Allah Subhaanahuu Wata'aala tidak perlu memberikan sayap kepada cicak untuk terbang dalam menggapai rizkinya.

Itulah Allah Subhaanahuu Wata'aala

Friday, August 18, 2006

Tentang Iman

Di Bukit Thursina, ketika terjadi dialog antara Nabi Musa A.s dengan Dzat yang Maha Agung ALLAHURABBI.

Allah bertanya kepada Nabi Musa As. tentang tongkat.
"Wahai Musa apa itu di tangan mu" tanya ALLAH, maka Nabi Musa A.s. menjawab " Ya, Allah ini tongkat ku".

Kemudian ALLAH bertanya lagi kepada Nabi Musa A.s.
"Wahai Musa apa guna tongkat mu itu?", maka jawab Nabi Musa A.s." Ya, ALLAH tongkat ini aku gunakan untuk menggembalakan domba, mengambil daun-daun untuk makan ternak dan kadang aku gunakan untuk bersandar ketika letih"

Selanjut nya dari kejadian tersebut, menurut yang saya dengar dalam Muzakarah, ada beberapa palajaran yang dapat kita petik antara lain :

Pertama, Allah bertanya, bukan ALLAH tidak tahu, tetapi ALLAH ingin agar manusia tahu.

Kedua, tentang keyakinan manusia terhadap yang dzahir, sebagai mana Nabi Musa A.s. yakin kepada tongkatnya, Nabi Musa A.s. begitu yakin "tongkatnya-lah" yang memberikan bermanfaat bagi nya.

Kemudian ALLAH memerintahkan Nabi Musa A.s. untuk membuang tongkat nya "Wahai Musa, sekarang kamu lemparkan tongkat mu".

Dan ketika Nabi Musa A.s melemparkan tongkatnya, berubahlah tongkat itu menjadi ular, tongkat yang tadi dibanggakan oleh Nabi Musa A.s. dan diyakini bisa memberikan manfaat baginya, berubah menjadi makhluk yang justru mendatangkan mudhorot.

Satu pelajaran lagi, tongkat tidak bisa mendatangkan manfaat tanpa izin ALLAH, hakekatnya makhluk tidak bisa memberikan manfaat tanpa izin ALLAH.

Karena fitrahnya sebagai manusia, Nabi Musa A.s. menjadi begitu ketakutan melihat tongkatnya yang telah berubah menjadi ular yang sangat besar. (dalam sebuah riwayat ular tersebut dikisahkan sebesar pohon kelapa bahkan mungkin lebih besar )

Kemudian ALLAH perintahkan lagi agar Nabi Musa A.s. menangkap ular itu, bahkan ALLAH perintah kan Nabi Musa A.s. menangkap ular itu, dibagian dimulutnya pula.

Walaupun dipenuhi rasa takut, namun Nabi Musa A.s berusaha untuk taat, karena yang memerintah adalah Dzat Yang Maha Jalal, Maha Hebat, Yang Menguasai Dua ALAM, Dunia dan Akherat, ular itu ditangkap oleh Nabi Musa A.s. tepat dimulutnya, maka berubahlah ular itu kembali menjadi tongkat, tidak satu gigitan pun ular itu melukai Nabi Musa A.s.

Satu pelajaran lagi, bahwa ular tidak bisa mendatangkan mudhorot, tanpa izin ALLAH.

Pelajaran sesungguhnya yang ingin ALLAH berikan kepada Nabi Musa A.s. dan kepada kita manusia adalah kurang lebih sebagai berikut :

Tentang Keimanan
- Makhluk tidak bisa memberikan manfaat dan tidak bisa mendatang mudhoroth tanpa izin ALLAH.
- ALLAH tidak ingin ada kebesaran makhluk dalam hati kita, sebagaimana ada kebesaran tongkat dalam hati Nabi Musa A.s.
- ALLAH tidak ingin, kita meyakini yang Dzahir, makhluk, yang tampak mata.
- ALLAH ingin, dalam hati kita hanya ada kebesaran NYA saja.
- ALLAH ingin, kalimat Iman, Laa Ilahaa Illallaah, ada didalam hati-hati seluruh ummat manusia.
- Dan ALLAH ingin manusia meyakini yang tidak tampak mata, Yang Ghoib, meyakini yang tidak tampak itulah IMAN.